Sebagai seseorang yang tumbuh di
daerah perkotaan, saya sering merasakan sebuah kebutuhan akan ruang dalam
perkotaan untuk ‘menenangkan’ diri dari rutinitas sehari-hari. Saya memimpikan
ruang terbuka publik (public open space),
yaitu sebuah ruang terbuka yang dapat digunakan setiap orang untuk berinteraksi
sosial.[1][2] Sayangnya di kota-kota di Indonesia, secara umum, belum menyadari
pentingnya keberadaan ruang terbuka publik sehingga keberadaannya, secara
kuantitas, masih tidak sebanding dengan luas area sebuah perkotaan, atau secara
kualitas, masih didesain ‘seadanya’.
Taman Kencana di Bogor, Indonesia, yang dibiarkan 'seadanya' |
Ingatan saya, tiba-tiba berkelana ke
masa lalu. Hmm, bukankah tata kota di Indonesia tidak lepas dari keberadaan
Belanda dahulu yang membawa konsep Garden
City ke nusantara? Konsep ini pada umumnya diterapkan pada pembangunan kota
yang baru ‘Nieuwe Wijk’ , antara lain
di kawasan Menteng dan Gondangdia di Jakarta, Kota Baru di Yogyakarta, dan Bandung
Utara.[3]
Lalu, saya bertanya-tanya,
bagaimanakah pemenuhan ruang terbuka publik di Negara Kincir Angin saat ini?
Dari internet, saya mengetahui bahwa Belanda menerapkan desain ruang terbuka
publik beserta elemen-elemennya secara kreatif, dengan selalu berusaha menciptakan inovasi-inovasi dalam desain ruang terbuka publik.
Kreatif adalah karakteristik mental
untuk berpikir ‘outside the box’
dengan pendekatan yang inovatif/berbeda, baru, dan bernilai tertentu, untuk
mengatasi masalah, berkomunikasi dengan orang lain, dan bersifat menghibur.[4]
PUBLIC
OPEN SPACE + CREATIVITY => GREAT PUBLIC OPEN SPACE
Mari kita berkunjung ke kota Eindhoven, Belanda untuk melihat beberapa contoh kreatifitas Belanda dalam desain ruang
terbuka publik :
A. FreeStreet, Lampu LED Phillip
FreeStreet, the floating lighting, inovasi lampu jalan LED Phillip |
Atmosfer hangat di Catharinaplein, Eindhoven |
FreeStreet adalah sebuah inovasi street lighting dalam bentuk floating
lighting di Catharinaplein,
Eindhoven. Keuntungannya adalah penggunaan tiang-tiang lampu menjadi minimal
sehingga memungkinkan penambahan ruang untuk pejalan kaki dan pengendara
sepeda. Cahaya lampu yang dihasilkan memberikan atmosfer hangat di senja
hari.[5]
B. Lampu
jalan ‘Close-to-Nature’.
Lampu gantung spotlight 'Close-to-Nature' |
Suasana jalan dengan pencahayaan lampu 'Close-to-Nature' |
Lampu gantung spotlight yang
diciptakan sebagai usaha pendekatan ke arah kota Eindhoven yang lebih hijau dan
ramah lingkungan. Dedaunan dengan sulur-sulur yang tumbuh merambat di bagian
luar lampu menjadi shading yang spektakuler bagi lampu yang ada di dalamnya.[6]
C. Tempat
duduk berbentuk tulip di area publik.
Aplikasi 'Tulpi' di open public space |
Tempat duduk yang menerima penghargaan The Special Prize for The Most Original
Design dalam The Dutch Design Week
di Eindhoven, Belanda, diciptakan oleh Marco Manders. The Tulpi Chair didesain ergonomis sehingga sangat nyaman. ‘Tulpi’
bisa diputar 360 derajat sehingga bisa mengikuti lintasan matahari. Ketika Anda berdiri, ‘Tulpi’ menutup sendiri
secara otomatis sehingga permukaannya selalu kering dan bersih.[7]
D. Mathildeplein
View Mathildeplein dari atas |
Ruang terbuka publik yang terletak di pusat kota Eindhoven yang penuh kesibukan ini didesain
oleh perusahaan lansekap arsitektur Buro Lubbers, dengan view optimal ke arah The Light Tower. Kesatuan desain dengan konsep
garis-garis kaku nan kreatif, ada pada bentuk dan material yang konsisten:
paving abu-abu, planter baja, bangku kayu, dan bicycle stands di antara planter-planter tersebut.[8]
Saya percaya bahwa
kreatifitas-kreatifitas dalam fasilitas ruang terbuka publik akan semakin
menumbuhkan dan meningkatkan kreatifitas-kreatifitas tiap individu di Belanda.
Berangkat dari kepedulian, tumbuhlah kreatifitas, lalu terciptalah keseimbangan
hidup.
Tidak mengherankan Negara Belanda disebutkan sebagai Third
Best Country for Work Life Balance [9] dan sebagai The Happiest Nation in The World [10]. Salut buat Belanda yang
kreatif. Ayo, semangat! Mari menjadi kreatif :).
Link-link terkait:
4 comments:
Good luck, mbak Dien :)
Ok banget nih. Sangat mengispirasi... Seandainya pemerintah kita lebih peduli untuk menyediakan ruang terbuka dibandingkan mall :(
Bagus sekali ya lokasi tempat foto-fotonya di ambil . Memang benar adanya ya kalau di Jakarta masih kurang sekali RTH-nya. Syukurlah di daerah suburban tempat saya tinggal ada Taman Kota dan banyak juga perumahan yang "menjual" RTH. Sayangnya kok mau hirup udara sehat aja harus tinggal di daerah tertentu. Mudah-mudahan kedepannya kualitas lingkungan di negara kita dapat didukung secara estetika dan terutama secara fungsinya.
Sukses ya.
Setuju sekali kalau itu bisa diterapkan di lingkungan tempat tinggal kita.
Post a Comment